"Terapkan syariat pada diri, keluarga, golongan dan ummat"
Kami menerima kiriman tulisan dari pihak manapun selama tidak keluar dari Al Qur'an dan Sunnah, silahkan kirimkan tulisan Anda ke daud.kh.duaribu@gmail.com terima kasih.

Lebih Baik Poligami Daripada Selingkuh!

Kalau hanya melihat judul, sepertinya judul di atas memang sangat profokatif sekali, bisa diprediksi bahwa tulisan tersebut pasti isinya penulis ingin mensosialisasikan poligami. Maka saya katakan bahwa prediksi itu salah, soalnya pembahasan di sini sama sekali tidak membahas poligami, apalagi pernikahan dini yang pernah hangat dibicarakan di Indonesia. Untuk masalah yang seperti ini, lebih baik saya tutup mulut dulu, kita kembalikan saja kepada diri sipelaku masing-masing.

Kalau kita rasakan dan kita cermati, Indonesia sekarang ini sedang mengalami dekadensi moral yang akut. Perselingkuhan atau sering juga dikategorikan sebagai penyakit masyarakat, seakan sudah menjadi hal yang biasa saja. Bukan hanya ada di dunia selebriti saja, bahkan anggota DPR yang seharusnya bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, ternyata juga sudah mulai terjangkiti penyakit berbahaya ini.


Semua orang tentu tidak akan senang bila mendengar atau melihat orang yang ia sukai berselingkuh dengan orang lain. Betapa sakitnya hati seoarang suami, yang bekerja keras membanting tulang untuk menjemput rizki, bahkan terkadang harus ngelembur kerja di kantor, hanya untuk bisa membahagiakan sang istri yang sangat ia sayangi, ternyata ketika pulang, didapati istrinya di rumah sedang bermesraan dengan lelaki lain. Oh hancurnya hati seorang istri yang ditinggal suami, sedang ia mengurus rumah dan anak-anaknya sendirian, dan ternyata mendengar kabar bahwa suaminya selingkuh dengan perempuan lain.

Fenomena yang kurang sehat tersebut sudah ada ditengah-tengah masyarakat kita, bahkan mungkin sudah ada di keluarga kita sendiri. Masalah penyakit masyarakat ini sebenarnya bisa diminimalisasi dengan cara merubah gaya hidup kita sendiri. Sederhananya adalah, kalau kita tidak ingin pasangan kita selingkuh, maka kita juga harus hati-hati jangan sampai selingkuh. Kalau kita tidak ingin salah satu anggota keluarga kita diselingkuhi orang lain, maka kita juga berusaha untuk tidak menyelingkuhi keluarga orang lain.

Pernah pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bertanya kepada Rasulullah, "wahai Rasulullah, kalau saya masuk Islam bolehkah saya berzina?" maka dengan kejeniusannya, beliau balik bertanya, relakah kalau anakmu dizinai orang lain? tentu tidak, jawab pemuda itu. Kalau ibumu dizinai orang lain? lanjut Rasulullah. Aku tidak akan rela, jawab pemuda itu lagi. Nah begitulah orang lain pun tidak akan rela keluarganya dizinai orang lain.

Terkadang ada seorang suami yang sudah baik sekali pada istrinya, kebutuhannya sudah dipenuhi, apa yang ia mau juga sudah dituruti, namun istrinya masih mau saja dengan orang lain, maka tipe perempuan seperti ini memang bukan tipe perempuan yang setia. Atau mungkin figure suami yang kurang bisa menjadi panutan dan pelindung baginya. Ada juga seorang istri yang sudah setia dan penyayang kepada suami, urusan rumah tangganya selalu beres, menjaga kehormatannya ketika di tinggal suami, namun suaminya masih berani melirik wanita lain.

Bagi istri yang baik, beranikan diri untuk menanyakan langsung kepada suaminya. Adakah sebenarnya kebutuhan suami yang belum terpenuhi, atau ada alasan lain yang membuat suami mencari pasangan baru. Jangan biarkan suami berhubungan dengan wanita lain tanpa ikatan yang sah, apalagi malah balas dendam dengan melakukan hal yang sama Karena hal itu justru akan menjadikan keluarga hancur berantakan, akan merusak hubungan keluarga secara total, bahkan akan lebih sakit lagi daripada sakitnya dimadu suami. Tulisan ini hanyalah sebuah pendapat, yang bisa jadi salah atau kurang tepat. Maka silahkan pembaca memberi saran, kritik, dukungan maupun pandangan lain yang dapat memperkaya wawasan kita, terima kasih. (ah/frs)



Lanjut baca...

 

Tukar Uang

Pengikut