ahmadfarisi.wordpress.com
Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri. {QS. Fushshilat:33}
Sebagian ahli tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud da’i disini adalah muadzin, dimana ia mengajak manusia untuk mengagungkan Allah Swt, mengakui keesaan-Nya dan bersaksi dengan risalah nabi-Nya Muhammad Saw. Akan teteapi tidak menutup kemungkinan bahwa ayat di atas juga ditujukan untuk da’i dalam arti yang umum, yaitu orang yang menyeru manusia kepada Allah dan berbuat kebaikan. Kita semua dituntut untuk menjadi dai, baik itu dai untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya, bahkan dai untuk umatnya, sehingga umat ini nantinya bisa menjadi peradaban tertinggi, sebagaimana yang pernah diraihnya oleh para pendahulu kita, salafuna shalih.
Urgensi dakwah
Dakwah adalah sebuah sarana yang paling urgen dalam mengusung suatu peradaban yang kita dambakan.
Ahmad Deedat, seorang dai yang telah mendunia pernah mengatakan sebuah perkataan yang sangat bagus tentang urgensi dakwah, "Bahwa seratus ribu sahabat radhiallahu'anhum yang menghadiri peristiwa haji wada' hanya sepuluh ribu diantara mereka yang dikubur di Madinah. Pergi kemanakah lainnya? Sungguh mereka benar-benar memahami makna kesaksian dan risalah nabinya yang harus disampaikan, mereka menyebar keseluruh penjuru, dengan menaiki kuda dan untanya untuk berdakwah kepada Allah dan menyampaikan risalah nabinya kepada dunia. Itulah para pendahulu kita, mereka telah melaksanakan perannya yang cemerlang dimana kalian tidak mampu walau sekedar menjaga diri dan anak-anak kalian. Wahai saudaraku, apakah kalian memilih bersungguh-sungguh dengan berpartisipasi dalam peperangan ini ataukah tetap berdiam diri ditempatmu kemudian kalah, dan kalian akan digantikan oleh kaum selainmu".
Barangkali itulah suatu gambaran mengapa islam pernah memimpin dunia, maka tidak lain jawabannya adalah karena setiap individu dari umat ini sadar akan tanggung jawabnya sebagai dai, yang siap mengayunkan langkahnya menuju kemenangan, dengan melaksanakan pesan-pesan yang terkandung dalam al-Quran dan as-Sunnah, maka tidaklah aneh jika dikemudian hari Islam menjadi peradaban yang peling maju dan modern di dunia. Kita ambil contoh saja di Cordova, salah satu
Peluang dan tantangan dakwah di Indonesia
Dalam setiap hal tidak akan terlepas dengan yang namanya tantangan dan peluang, karena itu merupakan sunnatullah yang pasti ada dan tidak bisa dihindari, dan itulah jalan yang akan ditempuh oleh seorang dai dengan segala lika-likunya, sehingga persiapan matang sebelum memasuki arena ini merupakan suatu keharusan, agar dakwahnya dapat membuahkan hasil sebagaimana yang ia inginkan.
Tantangan seorang dai dalam berdakwah
Barang kali dalam masalah ini, kita bisa mengklasifikasinya kedalam dua kelompok .
Kelompok pertama: yaitu tantangan yang ditimbulkan dari luar Islam, antara lain maraknya kristenisasi yang terorganisir, yayasan dan organisasi zionis, orientalis yang selalu menyerang dan membuat karagu-raguan terhadap Islam serta kelompok-kelompok yang sudah keluar dari Islam, seperti Bahaiyah, para pengikut nabi palsu dan lain sebagainya, bahkan inilah sebenarnya yang lebih berbahaya, karena mereka masih menisbatkan diri kepada Islam padahal sejatinya sedang merobohkannya, sehingga mengecohkan banyak orang yang minim pemahamannya terhadap hakikat Islam.
Kelompok kedua: adalah tantangan yang ditimbulkan dari dalam Islam itu sendiri, maka tidaklah heran, apabila nanti akan kita dapati orang - yang masih mengaku Muslim- mengajak dengan terus terang dan tidak tahu malu untuk meninggalkan peradaban Islam dan segala macam karakteristiknya. Kemudian ia mencoba secara paksa dan mengajak orang lain untuk menggantikannya dengan peradaban selain Islam. Ia beranggapan bahwa peradaban yang ia usung merupakan pemikiran yang cocok untuk diterapkan, padahal pada hakikatnya pemikran itu sama sekali tidaklah cocok, bahkan dapat mencabik-cabik agamanya sendiri, dari situlah kemudian muncul gerakan-gerakan seperti sekulerisme, liberalisme, komunisme, hedonisme dan lain sebagainya. Terkadang pemikiran ersebut tanpa sadar telah meracuni pemahaman sebagian masyarakat, terutama orang yang awam tentang agam Islam, bahkan telah memasuki pemikiran keluarga kita sendiri dan bercampur dengan pemikiran Islam, sehingga membutakan banyak sisi yang positif dari Islam. Sayang sekali memang, tetapi itulah suatu realita yang tengah terjadi., dan seorang dai agar mampu melewati onak duri yang menghadang, serta dapat menjawab berbagai tantangan tersebut membutuhkan kelihaian, kesabaran dan keuletan
Peluang seorang dai dalam berdakwah
Sebenarnya ada banyak hal yang layak dibanggakan bagi seorang dai, dengan menyebarnya shahwah Islam di berbagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sambutan baik para pemuda untuk mempelajari ilmu agama, dan sikap terbukanya masyarakat terhadap tsaqafah dan peradaban Islam. Maka bisa kita lihat dan rasakan suatu perubahan yang signifikan mengenai pandangan masyarakat terhadaap Islam, khususnya di negeri kita
Maka dari itu, persiapkanlah wahai para calon dai, sebelum memasuki perjalanan yang panjang dan menantang. Semoga kita selalu mendapat petunjuk dari Allah Swt dan dianugerahi kepribadian yang istiqomah dalam berdakwah li i'lai kalimatillah. Amin
Comments :
Posting Komentar